Uranus,
apa itu? Yap, sebagian besar orang bakal jawab bahwa “kata” tersebut merupakan
nama sebuah planet. Perlu diketahui bahwa Uranus itu planet ketujuh dalam Tata
Surya Matahari dan salah satu dari empat Jovian planet, atau bisa dibilang
salah satu planet raksasa gas. Uranus pula mendapatkan predikat sebagai planet
terbesar ketiga (Setelah Jupiter dan Saturnus) dan planet dengan massa terbesar
keempat (Setelah Jupiter, Saturnus, dan Neptunus).
Pembentukan
Kalau menyinggung mengenai
pembentukan Uranus, maka yang harus dibahas adalah pembentukan Tata Surya
secara keseluruhan. Berdasarkan satu hipotesis yang diterima secara luas, yaitu
teori nebula yang dicetuskan pertama kali oleh Emanuel
Swedenborg, Immanuel Kant, dan Pierre-Simon Laplace, bahwa Tata Surya
ini awalnya hanyalah sebuah awan gas raksasa bernama nebula yang runtuh dan
memadat menjadi bola gas raksasa yaitu bintang. Sisa pembentukan bintang yang
berupa gas dan debu digunakan untuk pembentukan planet-planet.
Gambar pembentukan 5 bintang baru di
Nebula Orion (Sumber: hubblesite.org)
Dalam pembentukan Tata Surya dibagi
menjadi tiga area, yaitu area dalam, area tengah, dan area luar. Untuk
pembentukan planet-planet gas raksasa sendiri berada di area luar karena di
area ini sangat dingin sehingga memungkinkan gas Hidrogen dan Helium
berkondensasi membentuk es. Walaupun di sana juga terdapat metal dan batuan,
tetapi jumlahnya tidak sebanyak gas Hidrogen dan Helium.
Skema area pembentukan planet pada
saat Tata Surya terbentuk (Sumber: lasp.colorado.edu)
Secara material, ini menguntungkan,
sebab planet gas bisa menarik banyak material paling ringan di alam ini dan
berkembang semakin besar dan semakin besar. Bahkan massanya bisa mencapai empat
kali massa Bumi dalam waktu hanya 3 juta tahun. Uranus juga memanfaatkan hal
ini sehingga diameternya bisa mencapai 4,8 kalinya Bumi.
Penemuan
Sir William Herschel (Sumber:
en.wikipedia.org)
Uranus sudah sering diamati sejak
lama, namun selama itu juga para pengamat salah menafsirkan bahwa itu adalah
sebuah bintang. John Flamsteed adalah sang pengamat yang pertama kali tercatat
pada tahun 1690, dia sudah mengamati Uranus 6 kali dan diberi nama 45
Tauri. Sir William Herschel mengamati Uranus pada tanggal 13 Maret 1781,
di halaman rumahnya. Pada awalnya dia mengkategorikan Uranus sebagai komet
karena ia bergerak, namun setelah diteliti lebih lanjut, tidak ada tanda-tanda
yang harusnya ada dalam sebuah komet. Hal ini pun dilaporkan ke Royal
Society. Akhirnya pada tahun 1783, berdasarkan pengamatan oleh dua
astronom yang berbeda (Anders Joan Lexell dan Johan Elert Bode), Herschel
mengakui bahwa benda yang diamatinya merupakan sebuah planet.
Setelahnya, penamaan diserahkan
kepada Herschel sebagai penemu. Pertama kali dia mengajukan nama “Georgium
Sidus” untuk menghormati Raja George III. Namun, nama ini tidak populer di luar
Inggris. Astronom Lalande mengajukan nama “Herschel” untuk menghormati sang
penemu, tapi Bode menganjurkan nama “Uranus” sebagai nama ayah Saturnus. Karena
lebih diterima, akhirnya dunia mengikuti saran Bode untuk menggunakan nama
“Uranus”.
Rotasi dan Revolusi
Sebagai planet ke 7 dalam sistem Tata
Surya Matahari, maka sekali Uranus mengorbit Matahari membutuhkan waktu 84
tahun Bumi. Jaraknya dari Matahari berkisar 20 SA atau 3 milyar km. Intensitas
sinar Matahari di Uranus pula hanyalah 1/400 dari intensitas sinar Matahari di
Bumi. Pertama kali, gambaran orbit Uranus dihitung oleh Laplace, namun
seiring berjalannya waktu terlihat perbedaan antara prediksi dengan pengamatan.
Urbain Le Verrier melakukan riset mengenai kemungkinan adanya planet lain
setelah Uranus dan Johann Gottfried Galle menemukan Neptunus berdasarkan
prediksi posisi yang dibuat oleh Le Verrier. Periode rotasi interior
Uranus adalah 17 jam, 14 menit. Tetapi, seperti semua planet raksasa
gas lainnya, atmosfer atasnya mengalami angin badai yang sangat kuat pada arah
rotasi. Akibatnya, pada beberapa garis lintang, seperti dua per tiga lintang
dari khatulistiwa ke kutub selatan, atmosfer nampak bergerak jauh lebih cepat,
menjadikan rotasi penuhnya sekecil 14 jam. Dengan kemiringan sumbu yang
mencapai 97,77o, menjadikan perputarannya mengelilingi Matahari
tidak seperti planet lain yang seperti gasing, melainkan seperti bola yang
menggelinding. Diperkirakan ketika Uranus masih menjadi protoplanet (Bakal
planet), Uranus purba ditabrak oleh protoplanet lain seukuran Bumi.
Komposisi
Atmosfer Uranus sebagian besar
tersusun dari Hidrogen dan Helium, dengan sedikit jumlah Metana dan Amonia.
Uranus juga memiliki sedikit jumlah Karbon dioksida dan Karbon Monoksida
yang berasal dari luar Uranus, seperti meteorit.
Sistem Cincin
Sistem cincin Uranus (Sumber:
en.wikipedia.org)
Kalo anda masih berpikir bahwa cuma
Saturnus yang memiliki sistem cincin, ubahlah pikiran itu. Karena, seluruh
planet gas itu pasti memiliki sistem cincinnya masing-masing. Uranus sebagai
salah satu planet Jovian atau planet gas raksasa, tentunya memiliki sistem
cincin. Dan, sistem cincin di Uranus sendiri merupakan sistem cincin paling
rumit ke-2 setelah Saturnus. Cincin tersebut tersusun dari batuan yang sangat
gelap, diameternya pula berkisar antara mikrometer sampai beberapa meter.
Saat ini, diketahui ada tiga belas
bagian dalam cincin Uranus. Rata-rata, lebar cincin Uranus mencapai beberapa
kilometer, kecuali untuk dua bagian yang bisa dibilang sangat tipis.
Diperkirakan cincin ini terbentuk dari hancurnya salah satu satelit Uranus
(Atau beberapa satelit Uranus yang bertabrakan dengan kecepatan tinggi).
William Herschel pernah mengajukan
kemungkinan adanya sistem cincin di Uranus pada tahun 1789. Hasilnya,
kebanyakan para ilmuwan tidak terlalu percaya. Baru pada tahun 1977,
James L. Elliot, Edward W. Dunham, dan Douglas J. Mink, menemukan
sistem cincin di Uranus lewat pengamatan di “Kuiper Airbone Observatory”.
Dengan memakai bintang SAO 158687, rencana awalnya adalah mengetahui komposisi
atmosfer Uranus ketika bintang SAO 158687 berokultasi dengan Uranus. Namun,
sebelum okultasi benar-benar terjadi, cahaya bintang SAO 158687 meredup
sebanyak 5 kali sebelum dan sesudah okultasi dengan Uranus. Sehingga,
disimpulkan ada benda lain yang menghalangi cahaya bintang tersebut, yaitu
cincin Uranus.
Pertama kalinya cincin Uranus dan
Uranus sendiri dipotret dengan resolusi tinggi ketika Voyager 2 “mengunjungi”
Uranus pada tahun 1986 (Memanfaatkan momen Grand Tour). Dan, Voyager 2 sendiri
menemukan dua bagian dari sistem cincin Uranus. Teleskop Luar Angkasa Hubble
(HST) juga menemukan cincin terluar Uranus karena jaraknya dua kali dari jarak
rata-rata cincin Uranus, saat ini disebut sebagai “outer ring system”.
Satelit
Satelit-satelit utama Uranus
(Sumber: hubblesite.org)
Sampai saat ini, Uranus memiliki
27 satelit alam yang telah diketahui. Lima satelit utamanya
adalah Miranda, Ariel,Umbriel, Titania dan Oberon
(Oberon tidak terlihat dalam gambar). Faktanya, sistem satelit di Uranus (Atau
bisa disebut Uranian) termasuk salah satu yang kurang masif diantara sistem
satelit planet gas lain.
Satelit terbesar Uranus, Titania,
radiusnya “hanya” 788,9 km, kira-kira hampir setengah jari-jari Bulan. Titania
juga satelit kedelapan terbesar di Tata Surya. Komposisinya berupa es dan debu
dengan rasio 50:50, es di sana berupa amonia dan karbon dioksida. Ariel,
diperkirakan yang paling muda diantara satelit-satelit utama Uranus, sedangkan
Umbriel diperkirakan yang tertua.
Eksplorasi
Sampai saat ini, hanya satu wahana antariksa yang pernah mengunjungi Uranus, yaitu Voyager 2. Dengan memanfaatkan momen Grand Tour, Voyager 2 sendiri mengunjungi Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus dan memotret foto dengan resolusi tinggi untuk pertama kalinya. Voyager 2 sendiri meneliti komposisi atmosfer, medan magnet, iklim planet yang bisa dibilang unik (Karena kemiringan sumbunya yang 97o), investigasi detil mengenai 5 satelit utama Uranus, menemukan 10 satelit baru, dan meneliti sistem cincin Uranus. Saat ini, Voyager 2 sendiri sudah berada di jarak 93 SA atau 13.912.800.000km dari Matahari. Misi Voyager 2 pun mendapatkan predikat sebagai misi NASA yang terpanjang, karena sudah 35 tahun sejak diluncurkannya dan juga bisa dibilang sebagai benda buatan manusia dengan lokasi terjauh.
Sampai saat ini, hanya satu wahana antariksa yang pernah mengunjungi Uranus, yaitu Voyager 2. Dengan memanfaatkan momen Grand Tour, Voyager 2 sendiri mengunjungi Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus dan memotret foto dengan resolusi tinggi untuk pertama kalinya. Voyager 2 sendiri meneliti komposisi atmosfer, medan magnet, iklim planet yang bisa dibilang unik (Karena kemiringan sumbunya yang 97o), investigasi detil mengenai 5 satelit utama Uranus, menemukan 10 satelit baru, dan meneliti sistem cincin Uranus. Saat ini, Voyager 2 sendiri sudah berada di jarak 93 SA atau 13.912.800.000km dari Matahari. Misi Voyager 2 pun mendapatkan predikat sebagai misi NASA yang terpanjang, karena sudah 35 tahun sejak diluncurkannya dan juga bisa dibilang sebagai benda buatan manusia dengan lokasi terjauh.
Bisakah Terlihat?
Bagi para astronom amatir yang ingin melihat Uranus, ada sedikit info buat anda. Magnitudo semu Uranus berkisar antara +5,6 sampai +5,9 , mendekati magnitudo semu minimum yang bisa dilihat oleh mata yaitu +6,5 (Perlu diketahui, semakin besar angka magnitudo, maka semakin redup benda tersebut). Bisa dibilang, Uranus merupakan objek yang sangat redup sehingga dibutuhkan teleskop untuk melihatnya secara jelas. Tapi, ada saat terbaik untuk mengamatinya, yaitu ketika Uranus berada dalam posisi “Oposisi”, yaitu ketika salah satu planet luar membentuk satu garis lurus antara Matahari-Bumi-Planet luar. Pada saat ini, dengan binokuler biasa pun bisa terlihat walaupun hanya berupa titik cahaya biasa. Usahakan kegiatan pengamatan berada di area dengan polusi cahaya rendah.
Bagi para astronom amatir yang ingin melihat Uranus, ada sedikit info buat anda. Magnitudo semu Uranus berkisar antara +5,6 sampai +5,9 , mendekati magnitudo semu minimum yang bisa dilihat oleh mata yaitu +6,5 (Perlu diketahui, semakin besar angka magnitudo, maka semakin redup benda tersebut). Bisa dibilang, Uranus merupakan objek yang sangat redup sehingga dibutuhkan teleskop untuk melihatnya secara jelas. Tapi, ada saat terbaik untuk mengamatinya, yaitu ketika Uranus berada dalam posisi “Oposisi”, yaitu ketika salah satu planet luar membentuk satu garis lurus antara Matahari-Bumi-Planet luar. Pada saat ini, dengan binokuler biasa pun bisa terlihat walaupun hanya berupa titik cahaya biasa. Usahakan kegiatan pengamatan berada di area dengan polusi cahaya rendah.
Fakta Unik Uranus
Selain fakta ilmiah, ada pula
fakta-fakta unik yang bisa ditangkap dari hasil penelitian para astronom dan
ilmuwan. Berikut ini beberapa fakta unik Uranus:
- Uranus merupakan salah satu dari dua planet yang rotasinya tidak lazim, karena terlihat seperti menggelinding.
- Sistem cincin Uranus bisa dibilang rapuh, karena “bergetar” seperti gerobak yang tidak seimbang.
- Warna biru kehijauan planet Uranus karena adanya gas Metana di atmosfernya.
- Sebelum Late Heavy Bombardment, Uranus merupakan planet terakhir setelah Neptunus. Karena LHB, posisi Uranus dan Neptunus pun bertukar tempat.
- Salah satu planet dengan penamaan yang bersumber dari nama dewa Yunani, bukan Romawi.
- Pernah salah mengira Uranus sebagai komet, oleh Herschel, sang penemu Uranus sebagai planet.
- Ketidakcocokan perhitungan orbit Uranus dengan observasi menuntun kepada penemuan Neptunus.
- Masing-masing belahan planet (Utara dan selatan) mengalami 42 tahun Bumi dalam waktu siang dan 42 tahun Bumi dalam waktu malam.
- Uranus merupakan planet terdingin di Tata Surya, dengan suhu terendahnya mencapai 49 Kelvin (-224 oC), lebih dingin dari Neptunus.
Ditulis olehEko Hadi G
- Tulisan lainnya
- Hukum Kepler 1
- Flame Nebula NGC 2024
- Hujan Meteor Southern Delta Aquarids 2011
- Itu adalah Rasi Canis Mayor
- Live Observasi JAC
Malam
minggu merupakan malam yang asyik untuk melakukan aktifitas malam. Jalan-jalan,
nongkrong, refreshing, belanja hingga skygazing menatap langit. 20 Oktober 2012
akan menjadi malam minggu yang cukup fenomenal di seluruh langit indonesia
karena Fenomena hujan meteor akan menghiasi langit Indonesia di awal musim
penghujan.
Edmond Halley Credit : by Thomas
Murray
Sebutlah
nama nya Hujan meteor Orionids. Dinamakan demikian karena radiant hujan meteor
orionids berasal dari rasi orion atau lintang waluku begitu masyarakat jawa
menyebut nya. Hujan meteor orionids sejatinya merupakan hujan meteor yang masuk
dalam kategori hujan meteor yang disebabkan akibat reruntuhan sisa-sisa ekor
komet pada saat mengorbit matahari yang tak lain saat itu adalah komet halley.
Komet halley untuk pertama kali nya telah tercatat dan diamati semenjak 240
tahun sebelum masehi namun ia baru dapat ditentukan periodesitas nya pada tahun
1705 oleh seorang astronom ternama dari Inggris yaitu Edmond Halley dan
diketahui memiliki periode orbit sekitar 75 hingga 76 tahun. Terakhir komet
halley melintas dekat dengan matahari pada tahun 1986. Dengan diketahui nya
periode orbit maka komet halley akan nampak kembali pada pertengahan tahun 2061
Komet Halley pada tanggal 8 Maret
1986. Credit : NASA
Di
bulan oktober ini Hujan meteor Orionids akan memulai aktifitas nya pada tanggal
2 Oktober hingga 7 November 2012 dan mencapai puncak pada Minggu 21 Oktober
2012 malam hari dengan intensitas meteor yang mencapai 25 meteor per jam.
Radiant dari orionids sendiri tak lain adalah rasi orion yang akan terbit
diufuk timur pada pukul 22.00 WIB. Berhubung saat ini adalah musim penghujan,
anda dapat melakukan pengamatan selama tiga hari berturut-turut yaitu H-1,
Puncak dan H+1. Namun demikian, sangat disarankan pengamatan tetap dapat
dilakukan pada minggu malam tanggal 21 oktober 2012 mengingat intensitas hujan
meteor paling banyak pada saat puncak. Anda tertarik untuk mengamati nya?
Berdoalah semoga langit cerah dan salam astronomi Indonesia
Radiant Hujan Meteor Orionids 2012
0 komentar:
Posting Komentar