Pages

Jumat, 30 November 2012

something about astronomi


http://www.kafeastronomi.com/wp-content/uploads/2012/10/uranus-128x300.jpgUranus, apa itu? Yap, sebagian besar orang bakal jawab bahwa “kata” tersebut merupakan nama sebuah planet. Perlu diketahui bahwa Uranus itu planet ketujuh dalam Tata Surya Matahari dan salah satu dari empat Jovian planet, atau bisa dibilang salah satu planet raksasa gas. Uranus pula mendapatkan predikat sebagai planet terbesar ketiga (Setelah Jupiter dan Saturnus) dan planet dengan massa terbesar keempat (Setelah Jupiter, Saturnus, dan Neptunus).
Pembentukan
Kalau menyinggung mengenai pembentukan Uranus, maka yang harus dibahas adalah pembentukan Tata Surya secara keseluruhan. Berdasarkan satu hipotesis yang diterima secara luas, yaitu teori nebula yang dicetuskan pertama kali oleh  Emanuel Swedenborg, Immanuel Kant, dan Pierre-Simon Laplace, bahwa Tata Surya ini awalnya hanyalah sebuah awan gas raksasa bernama nebula yang runtuh dan memadat menjadi bola gas raksasa yaitu bintang. Sisa pembentukan bintang yang berupa gas dan debu digunakan untuk pembentukan planet-planet.
http://www.kafeastronomi.com/wp-content/uploads/2012/10/M42proplyds-Pembentukan-bintang-di-Nebula-Orion-300x224.jpg
Gambar pembentukan 5 bintang baru di Nebula Orion (Sumber: hubblesite.org)
Dalam pembentukan Tata Surya dibagi menjadi tiga area, yaitu area dalam, area tengah, dan area luar. Untuk pembentukan planet-planet gas raksasa sendiri berada di area luar karena di area ini sangat dingin sehingga memungkinkan gas Hidrogen dan Helium berkondensasi membentuk es. Walaupun di sana juga terdapat metal dan batuan, tetapi jumlahnya tidak sebanyak gas Hidrogen dan Helium.
http://www.kafeastronomi.com/wp-content/uploads/2012/10/frost_line-300x156.jpg
Skema area pembentukan planet pada saat Tata Surya terbentuk (Sumber: lasp.colorado.edu)
Secara material, ini menguntungkan, sebab planet gas bisa menarik banyak material paling ringan di alam ini dan berkembang semakin besar dan semakin besar. Bahkan massanya bisa mencapai empat kali massa Bumi dalam waktu hanya 3 juta tahun. Uranus juga memanfaatkan hal ini sehingga diameternya bisa mencapai 4,8 kalinya Bumi.
Penemuan
http://www.kafeastronomi.com/wp-content/uploads/2012/10/William-Herschel-245x300.jpg
Sir William Herschel (Sumber: en.wikipedia.org)
Uranus sudah sering diamati sejak lama, namun selama itu juga para pengamat salah menafsirkan bahwa itu adalah sebuah bintang. John Flamsteed adalah sang pengamat yang pertama kali tercatat pada tahun 1690, dia sudah mengamati Uranus 6 kali dan diberi nama 45 Tauri. Sir William Herschel mengamati Uranus pada tanggal 13 Maret 1781, di halaman rumahnya. Pada awalnya dia mengkategorikan Uranus sebagai komet karena ia bergerak, namun setelah diteliti lebih lanjut, tidak ada tanda-tanda yang harusnya ada dalam sebuah komet. Hal ini pun dilaporkan ke Royal Society. Akhirnya pada tahun 1783, berdasarkan pengamatan oleh dua astronom yang berbeda (Anders Joan Lexell dan Johan Elert Bode), Herschel mengakui bahwa benda yang diamatinya merupakan sebuah planet.
Setelahnya, penamaan diserahkan kepada Herschel sebagai penemu. Pertama kali dia mengajukan nama “Georgium Sidus” untuk menghormati Raja George III. Namun, nama ini tidak populer di luar Inggris. Astronom Lalande mengajukan nama “Herschel” untuk menghormati sang penemu, tapi Bode menganjurkan nama “Uranus” sebagai nama ayah Saturnus. Karena lebih diterima, akhirnya dunia mengikuti saran Bode untuk menggunakan nama “Uranus”.
Rotasi dan Revolusi
Sebagai planet ke 7 dalam sistem Tata Surya Matahari, maka sekali Uranus mengorbit Matahari membutuhkan waktu 84 tahun Bumi. Jaraknya dari Matahari berkisar 20 SA atau 3 milyar km. Intensitas sinar Matahari di Uranus pula hanyalah 1/400 dari intensitas sinar Matahari di Bumi. Pertama kali, gambaran orbit Uranus dihitung oleh Laplace, namun seiring berjalannya waktu terlihat perbedaan antara prediksi dengan pengamatan. Urbain Le Verrier melakukan riset mengenai kemungkinan adanya planet lain setelah Uranus dan Johann Gottfried Galle menemukan Neptunus berdasarkan prediksi posisi yang dibuat oleh Le Verrier. Periode rotasi interior Uranus adalah 17 jam, 14 menit. Tetapi, seperti semua planet raksasa gas lainnya, atmosfer atasnya mengalami angin badai yang sangat kuat pada arah rotasi. Akibatnya, pada beberapa garis lintang, seperti dua per tiga lintang dari khatulistiwa ke kutub selatan, atmosfer nampak bergerak jauh lebih cepat, menjadikan rotasi penuhnya sekecil 14 jam. Dengan kemiringan sumbu yang mencapai 97,77o, menjadikan perputarannya mengelilingi Matahari tidak seperti planet lain yang seperti gasing, melainkan seperti bola yang menggelinding. Diperkirakan ketika Uranus masih menjadi protoplanet (Bakal planet), Uranus purba ditabrak oleh protoplanet lain seukuran Bumi.
Komposisi
Atmosfer Uranus sebagian besar tersusun dari Hidrogen dan Helium, dengan sedikit jumlah Metana dan Amonia.  Uranus juga memiliki sedikit jumlah Karbon dioksida dan Karbon Monoksida yang berasal dari luar Uranus, seperti meteorit.
Sistem Cincin
http://www.kafeastronomi.com/wp-content/uploads/2012/10/507px-Uranian_rings_scheme1-253x300.png
Sistem cincin Uranus (Sumber: en.wikipedia.org)
Kalo anda masih berpikir bahwa cuma Saturnus yang memiliki sistem cincin, ubahlah pikiran itu. Karena, seluruh planet gas itu pasti memiliki sistem cincinnya masing-masing. Uranus sebagai salah satu planet Jovian atau planet gas raksasa, tentunya memiliki sistem cincin. Dan, sistem cincin di Uranus sendiri merupakan sistem cincin paling rumit ke-2 setelah Saturnus. Cincin tersebut tersusun dari batuan yang sangat gelap, diameternya pula berkisar antara mikrometer sampai beberapa meter.
Saat ini, diketahui ada tiga belas bagian dalam cincin Uranus. Rata-rata, lebar cincin Uranus mencapai beberapa kilometer, kecuali untuk dua bagian yang bisa dibilang sangat tipis. Diperkirakan cincin ini terbentuk dari hancurnya salah satu satelit Uranus (Atau beberapa satelit Uranus yang bertabrakan dengan kecepatan tinggi).
William Herschel pernah mengajukan kemungkinan adanya sistem cincin di Uranus pada tahun 1789. Hasilnya, kebanyakan para ilmuwan tidak terlalu percaya. Baru pada tahun 1977,  James L. Elliot, Edward W. Dunham, dan Douglas J. Mink, menemukan sistem cincin di Uranus lewat pengamatan di “Kuiper Airbone Observatory”. Dengan memakai bintang SAO 158687, rencana awalnya adalah mengetahui komposisi atmosfer Uranus ketika bintang SAO 158687 berokultasi dengan Uranus. Namun, sebelum okultasi benar-benar terjadi, cahaya bintang SAO 158687 meredup sebanyak 5 kali sebelum dan sesudah okultasi dengan Uranus. Sehingga, disimpulkan ada benda lain yang menghalangi cahaya bintang tersebut, yaitu cincin Uranus.
Pertama kalinya cincin Uranus dan Uranus sendiri dipotret dengan resolusi tinggi ketika Voyager 2 “mengunjungi” Uranus pada tahun 1986 (Memanfaatkan momen Grand Tour). Dan, Voyager 2 sendiri menemukan dua bagian dari sistem cincin Uranus. Teleskop Luar Angkasa Hubble (HST) juga menemukan cincin terluar Uranus karena jaraknya dua kali dari jarak rata-rata cincin Uranus, saat ini disebut sebagai “outer ring system”.
Satelit
http://www.kafeastronomi.com/wp-content/uploads/2012/10/596px-ESO_-_Uranus_by-298x300.jpg
Satelit-satelit utama Uranus (Sumber: hubblesite.org)
Sampai saat ini, Uranus memiliki 27 satelit alam yang telah diketahui. Lima satelit utamanya adalah Miranda, Ariel,Umbriel, Titania dan Oberon (Oberon tidak terlihat dalam gambar). Faktanya, sistem satelit di Uranus (Atau bisa disebut Uranian) termasuk salah satu yang kurang masif diantara sistem satelit planet gas lain.
Satelit terbesar Uranus, Titania, radiusnya “hanya” 788,9 km, kira-kira hampir setengah jari-jari Bulan. Titania juga satelit kedelapan terbesar di Tata Surya. Komposisinya berupa es dan debu dengan rasio 50:50, es di sana berupa amonia dan karbon dioksida. Ariel, diperkirakan yang paling muda diantara satelit-satelit utama Uranus, sedangkan Umbriel diperkirakan yang tertua.
Eksplorasi
http://www.kafeastronomi.com/wp-content/uploads/2012/10/voyager-150x150.jpgSampai saat ini, hanya satu wahana antariksa yang pernah mengunjungi Uranus, yaitu Voyager 2. Dengan memanfaatkan momen Grand Tour, Voyager 2 sendiri mengunjungi Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus dan memotret foto dengan resolusi tinggi untuk pertama kalinya. Voyager 2 sendiri meneliti komposisi atmosfer, medan magnet, iklim planet yang bisa dibilang unik (Karena kemiringan sumbunya yang 97o), investigasi detil mengenai 5 satelit utama Uranus, menemukan 10 satelit baru, dan meneliti sistem cincin Uranus. Saat ini, Voyager 2 sendiri sudah berada di jarak 93 SA atau 13.912.800.000km dari Matahari. Misi Voyager 2 pun mendapatkan predikat sebagai misi NASA yang terpanjang, karena sudah 35 tahun sejak diluncurkannya dan juga bisa dibilang sebagai benda buatan manusia dengan lokasi terjauh. 
Bisakah Terlihat?
http://www.kafeastronomi.com/wp-content/uploads/2012/10/Oposisi-Planet-Luar-300x189.gifBagi para astronom amatir yang ingin melihat Uranus, ada sedikit info buat anda. Magnitudo semu Uranus berkisar antara +5,6 sampai +5,9 , mendekati magnitudo semu minimum yang bisa dilihat oleh mata yaitu +6,5 (Perlu diketahui, semakin besar angka magnitudo, maka semakin redup benda tersebut). Bisa dibilang, Uranus merupakan objek yang sangat redup sehingga dibutuhkan teleskop untuk melihatnya secara jelas. Tapi, ada saat terbaik untuk mengamatinya, yaitu ketika Uranus berada dalam posisi “Oposisi”, yaitu ketika salah satu planet luar membentuk satu garis lurus antara Matahari-Bumi-Planet luar. Pada saat ini, dengan binokuler biasa pun bisa terlihat walaupun hanya berupa titik cahaya biasa. Usahakan kegiatan pengamatan berada di area dengan polusi cahaya rendah.
Fakta Unik Uranus
Selain fakta ilmiah, ada pula fakta-fakta unik yang bisa ditangkap dari hasil penelitian para astronom dan ilmuwan. Berikut ini beberapa fakta unik Uranus:
  1. Uranus merupakan salah satu dari dua planet yang rotasinya tidak lazim, karena terlihat seperti menggelinding.
  2. Sistem cincin Uranus bisa dibilang rapuh, karena “bergetar” seperti gerobak yang tidak seimbang.
  3. Warna biru kehijauan planet Uranus karena adanya gas Metana di atmosfernya.
  4. Sebelum Late Heavy Bombardment, Uranus merupakan planet terakhir setelah Neptunus. Karena LHB, posisi Uranus dan Neptunus pun bertukar tempat.
  5. Salah satu planet dengan penamaan yang bersumber dari nama dewa Yunani, bukan Romawi.
  6. Pernah salah mengira Uranus sebagai komet, oleh Herschel, sang penemu Uranus sebagai planet.
  7. Ketidakcocokan perhitungan orbit Uranus dengan observasi menuntun kepada penemuan Neptunus.
  8. Masing-masing belahan planet (Utara dan selatan) mengalami 42 tahun Bumi dalam waktu siang dan 42 tahun Bumi dalam waktu malam.
  9. Uranus merupakan planet terdingin di Tata Surya, dengan suhu terendahnya mencapai 49 Kelvin (-224 oC), lebih dingin dari Neptunus.
http://0.gravatar.com/avatar/2b3a6e0a12000e71e34f592ae0569c06?s=32&d=http%3A%2F%2F0.gravatar.com%2Favatar%2Fad516503a11cd5ca435acc9bb6523536%3Fs%3D32&r=G
Ditulis olehEko Hadi G
Malam minggu merupakan malam yang asyik untuk melakukan aktifitas malam. Jalan-jalan, nongkrong, refreshing, belanja hingga skygazing menatap langit. 20 Oktober 2012 akan menjadi malam minggu yang cukup fenomenal di seluruh langit indonesia karena Fenomena hujan meteor akan menghiasi langit Indonesia di awal musim penghujan.
http://www.kafeastronomi.com/wp-content/uploads/2012/10/454px-Edmund_Halley-227x300.jpg
Edmond Halley Credit : by Thomas Murray
Sebutlah nama nya Hujan meteor Orionids. Dinamakan demikian karena radiant hujan meteor orionids berasal dari rasi orion atau lintang waluku begitu masyarakat jawa menyebut nya. Hujan meteor orionids sejatinya merupakan hujan meteor yang masuk dalam kategori hujan meteor yang disebabkan akibat reruntuhan sisa-sisa ekor komet pada saat mengorbit matahari yang tak lain saat itu adalah komet halley. Komet halley untuk pertama kali nya telah tercatat dan diamati semenjak 240 tahun sebelum masehi namun ia baru dapat ditentukan periodesitas nya pada tahun 1705 oleh seorang astronom ternama dari Inggris yaitu Edmond Halley dan diketahui memiliki periode orbit sekitar 75 hingga 76 tahun. Terakhir komet halley melintas dekat dengan matahari pada tahun 1986. Dengan diketahui nya periode orbit maka komet halley akan nampak kembali pada pertengahan tahun 2061

http://www.kafeastronomi.com/wp-content/uploads/2012/10/Komet-Halley.jpg
Komet Halley pada tanggal 8 Maret 1986. Credit : NASA
Di bulan oktober ini Hujan meteor Orionids akan memulai aktifitas nya pada tanggal 2 Oktober hingga 7 November 2012 dan mencapai puncak pada Minggu 21 Oktober 2012 malam hari dengan intensitas meteor yang mencapai 25 meteor per jam. Radiant dari orionids sendiri tak lain adalah rasi orion yang akan terbit diufuk timur pada pukul 22.00 WIB. Berhubung saat ini adalah musim penghujan, anda dapat melakukan pengamatan selama tiga hari berturut-turut yaitu H-1, Puncak dan H+1. Namun demikian, sangat disarankan pengamatan tetap dapat dilakukan pada minggu malam tanggal 21 oktober 2012 mengingat intensitas hujan meteor paling banyak pada saat puncak. Anda tertarik untuk mengamati nya? Berdoalah semoga langit cerah dan salam astronomi Indonesia

http://www.kafeastronomi.com/wp-content/uploads/2012/10/Orion.jpg
Radiant Hujan Meteor Orionids 2012

0 komentar:

Posting Komentar